Jumat, 18 Maret 2011

Mari mengenal WEB :D

Sebelum kita membahas Web 1.0 vs Web 2.0, mari kita pahami dahulu Apa si sebenernya pengertian WEB atau WEBSITE ? 

Sebuah situs web atau yang sering pula disingkat menjadi situs saja; web site, site adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang pada umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) di Internet. WWW terdiri dari seluruh situs web yang tersedia kepada publik. Halaman-halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang menjadi “akar” (root), yang disebut homepage (halaman induk; sering diterjemahkan menjadi “beranda“, “halaman muka“), dan biasanya disimpan dalam server yang sama. Tidak semua situsweb dapat diakses dengan gratis lohhh, Beberapa situs web memerlukan pembayaran agar dapat menjadi pelanggan, misalnya nih situs-situs yang menampilkan pornografi , situs-situs berita, layanan surat elektronik (e-mail), dan lain-lain.

Secara terminologi si website itu merupakan suatu kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah web page adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.
Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.
nahh udah paham kan tentang website itu apa,, sekarang mari kita lanjut ke...

Web 1.0 vs Web 2.0
Sebelum saya menyampaikan perbedaan masing masing, saya mau coba jelaskan dulu nih mengenai kata Value atau dalam bahasa Indonesianya Nilai suatu barang/product. Hal ini saya sampaikan dimuka karena banyaknya kata Value yang akan kita bahas pada tulisan dibawah. Meskipun tidak ada hubungan langsung, namun perlu saya sampaikan definisi Value ini. Menurut definisi dari Markplus, Value adalah perbandingan nilai persepsi yang diterima (benefit) oleh seorang consumer (pelanggan) dengan nilai effort (cost) yang dikeluarkan untuk mendapatkan product tersebut.
Kira kira sebelum tahun 1992, sebelum kita mengenal yang adanya internet, kita mengenal istilah Value chain. Value chain ini seolah olah adalah rantai proses yang sangat pakem yaitu harus diikuti oleh semua perusahaan yang akan memproduksi suatu barang atau jasa. Dalam Value chain tersebut, aktifitasnya dimulai dari Producer (produsen) otomatis yang menjadi value creator. Producer ini akan memproduksi (menghasilkan) suatu barang/nilai, sesudah ada barang/jasa maka ini akan di konsumsi oleh seorang konsumen. Contoh yang sangat jelas adalah Perusahaan Surat Kabar memproduski berita dan memuatnya dalam oplah media cetak kertas yang selanjutnya dibaca oleh pelanggan atau konsumennya melalui media cetak tersebut. Konsumen yang ingin menikmati berita di Koran tersebut harus mengeluarkan sejumlah cost untuk membeli surat kabar. Terjadi suatu pertukaran Value antara produsen dan konsumen surat kabar tersebut. Situasi ini selanjutnya disebut dengan Pre-Web. Coba lihat gambar dibawah.
Kemudian setelah adanya internet, Value chain tetap mengikuti pakemnya, namun media delivery barang/jasa sudah digantikan oleh media Internet. Berita yang sebelumnya di deliver dalam bentuk media cetak, sudah digantikan dengan media web site. Berita yang sebelumnya dibaca hanya oleh orang yang berlangganan surat kabar, kali ini sudah dapat dinikmati oleh semua pengakses internet. Berita yang sebelumnya didapatkan dengan mengeluarkan biaya berlangganan surat kabar, kali ini sudah didapatkan secara Gratis. Berita yang sebelumnya hanya dapat dibaca oleh konsumen yang terbatas di wilayah goegrafis terbatas, dengan adanya web 1.0, berita sudah dapat dinikmati di seluruh belahan dunia yang sudah discover internet. Peristiwa yang sebelumnya diketahui dalam order hari, kali ini sudah dalam orde detik peristiwa sudah dapat dipublikasikan dan dikonsumsi masyarakat. Value creator tetap adalah produsen yang memproduksi barang atau jasa dengan menggunakan bantuan web site, selanjutya value di delivery ke konsumen. Dalam web 1.0 ini media transaksi sudah ada yaitu e-commerce. Keterlibatan konsumen dalam value chain sangat terbatas atau dapat dibilang tidak dilibatkan. kira-kira beginilah gambarannya :
Perbedaan Pre-Web, Web 1.0 dan Web 2.0
Cari tau yukk Perbedaan Pre-Web, Web 1.0 dan Web 2.0
Kira kira tahun 1999 dimulai dari aktifitas komunitas open source Linux. Produsen Linux melemparkan ide, masalah, progress pengembangan system operasi Linux ke dunia maya (internet), pada saat itu, dalam bentuk web forum. Semua pengakses internet dapat bergabung di forum virtual ini dan menyumbangkan ide ide untuk melakukan improvement terhadap system operasi ini. Mereka saling memperkaya ide dan merevisi versi versi yang sebelumnya masih ditemukan bugs programming. Tidak berselang lama, open source menjadi produk yang dikonsumsi oleh banyak konsumen dan sangat disukai karena konsumen ikut merasa memiliki atas linux tersebut. Bahkan IBM menggunakan open source ini untuk mendeploy system operasinya.
Konsep kolaborasi linux tersebut selanjutnya di tiru. Konsumen yang sebelumnya hanya sebagai value extractor atau value delivery kini juga menjadi value creator. Producer yang sebelumnya merupakan single value creator kini hanya sebagai inisiator dan mediator, fungsi value creator lebih dominant terjadi di konsumen dan atar konsumen itu sendiri. Kadang kadang producer hanya menyediakan platform (lapangan untuk bermain), para konsumenlah yang memainkan semua peran di lapangan yang telah disediakan tersebut.
Value chain system yang sebelumnya sangat pakem, popular dan tidak dapat diganggu gugat, dalam web 2.0 telah berganti nama menjadi value crowd system. Semua konsumen berhak menjadi value creator disamping juga menjadi konsumen dari produk/jasa tersebut. Pertukaran value juga terjadi antar konsumen tersebut, tidak hanya terjadi antara produsen dan konsumen. Konsumen di web 2.0 juga menjadi sumber dari suatu berita, tidak hanya sebagai penikmat berita yang disampaikan oleh sebuah media massa. Sebagai value creator, konsumen ini bekerja tanpa bayaran apa apa. Lihat gambar diatas, bahwa terjadi pertukaran informasi antara produsen dan konsumen (bolak balik) disamping juga terjadi pertukaran informasi (value) antar konsumen sendiri. Dalam pre web dan web 1.0 tidak terjadi interaksi ini. 
oia ada tambahan sedikit nihh ternyata perkembangan web sudah mencapai web 3.0 lohh.  mungkin beberapa diantara kalian sudah ada yg tau berikut sedikit Penjelasannya :

Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web. Konsep Web 3.0 pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, menulis sebuah artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman Web. Hal ini berarti bahwa mesin akan memiliki kemampuan membaca Web sama seperti yang manusia dapat lakukan sekarang ini.
Web 3.0 berhubungan dengan konsep Web Semantik, yang memungkinkan isi web dinikmati tidak hanya dalam bahasa asli pengguna, tapi juga dalam bentuk format yang bisa diakses oleh agen-agen software. Beberapa ahli bahkan menamai Web 3.0 sebagai Web Semantik itu sendiri.
Keunikan dari Web 3.0 adalah konsep dimana manusia dapat berkomunikasi dengan mesin pencari. Kita bisa meminta Web untuk mencari suatu data spesifik tanpa bersusah-susah mencari satu per satu dalam situs-situs Web. Web 3.0 juga mampu menyediakan keterangan-keterangan yang relevan tentang informasi yang ingin kita cari, bahkan tanpa kita minta.
Web 3.0 terdiri dari:
• Web semantik
• Format mikro
• Pencarian dalam bahasa pengguna
• Penyimpanan data dalam jumlah besar
• Pembelajaran lewat mesin
• Agen rekomendasi, yang merujuk pada kecerdasan buatan Web

Web 3.0 menawarkan metode yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Web 3.0 juga memungkinkan fitur Web menjadi sebuah sarana penyimpanan data dengan kapasitas yang luar biasa besar.

Walaupun masih belum sepenuhnya direalisasikan, Web 3.0 telah memiliki beberapa standar operasional untuk bisa menjalankan fungsinya dalam menampung metadata, misalnya Resource Description Framework (RDF) dan the Web Ontology Language (OWL). Konsep Web Semantik metadata juga telah dijalankan pada Yahoo’s Food Site, Spivack’s Radar Networks, dan sebuah development platform, Jena, di Hewlett-Packard.

Teknologi Web generasi ketiga yang pertama kali diperkenalkan tahun 2001 ini memiliki ciri-ciri umum seperti suggest, happen dan provide, dimana disini web seolah-olah sudah seperti kehidupan di alam nyata.

* semoga artikel ini bisa menambah wawasan kalian semua', kurang lebihnya mohon maff  yaaa :)

                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar